Alam Mengajarkanku untuk Meredam Sifat Egoisku

Ini adalah tentang sedikit kepribadianku. Aku terlahir dengan turunan sifat yg sensitif, pemarah, dan gampang nangis. Itu semua aku dapat dari Mama Ang, my Beloved Mom. Tiap kali ada yang menyinggung, aku langsung marah, tantrum sendiri ngga jelas, dan respon ajaib lainnya.

Di masa – masa itu, aku sangat menikmatinya. Aku senang jadi fokus utama, dan disegani orang2. Sengaja lari untuk dikejar, sengaja menghilang untuk dicari. Tapi ketika aku tau bahwa teman – teman takut padaku, sangat menjaga omongan mereka agar sebisa mungkin tidak menyinggungku sama sekali, menjaga jarak, disitulah aku mulai tau bahwa aku perlu menjaga emosiku yang kaya kompor bleduk.

Aku takut dijauhi, takut ditinggal oleh orang – orang baik seperti mereka. Aku tidak tahu kenapa mereka masih mau berteman dengan gadis moody seperti aku, antara terpaksa, segan, atau ikhlas lahir batin. Yah yang jelas aku sangat beruntung punya mereka.

Dan sejak mengenal gunung, aku mulai kikis watak egoisku yang setinggi dan sedingin everest. Yaa, sebelum ini, aku sangat amat EGOIS. Dan yang menuntunku untuk lebih sadar dengan sifat amburadulku adalah, ketika bertemu dan mempunyai teman yang lebih mutungan dariku. Ketika dia kumat, aku sangat bisa melihat dengan jelas pantulan sifatku. Aku bisa merasa “ohh jadi begini rasanya”. Alhamdulillah, segala hal ada pelajarannya. Terimakasih, kawan.

Maka dari itu, aku sangat bersyukur sekali atas apa yang terjadi dalam hidupku. Seluruh perjalanan hidup selalu mengajariku. Meskipun aku bukan orang yang sempurna, pembelajaran hidup selalu membuatku menjadi individu yang lebih baik dan bisa berpikir lebih bijak.

Titik balik dalam hidupku adalah ketika aku mulai mendaki gunung. Dalam perjalanan, ada banyak sekali hal tak terduga yang terjadi. Dari hal tersebut aku bisa belajar bahwa setiap orang punya sifat yang berbeda – beda. Setiap orang terbentuk dari apa yang pernah dilalui oleh mereka masing – masing di masa lalunya.

Dari situ aku belajar untuk lebih mengerti lagi tentang orang lain. Meredam sifat egoisku dan berusaha semaksimal mungkin agar aku tidak berbuat jahat yang menyakiti orang lain. Terima kasih gunung, terima kasih alam telah mengajarkan ku hal yang tidak dapat aku pelajari di tempat lain.